Bab 91
Bab 91
Pada saat ini, jamuan makan malam belum resmi dimulai, semua orang sedang mengamati barang -barang pameran Ketika Alana memanggil, tatapan semua orang tertuju pada mereka.
Melihat Harvey mengerutkan kening, Agatha pun meraih lengannya dan menjelaskan, “Alana dan Selena adalah teman sekolah, mereka pernah ada cekcok sebelumnya. Bukankah kurang baik kalau orang dengan status seperti kamu ikut campur dengan urusan para gadis?”
Harvey menarik lengannya dari gandengan Agatha, kemudian meluruskan dasinya tanpa berekspresi.
Agatha juga tidak banyak bertingkah lagi, tetapi dia tetap mengingatkan, “Apalagi kamu sudah bercerai dengannya, kalau kamu membantunya, apa yang akan dipikirkan oleh orang lain? Pertunangan kita sudah dekay, rumah sakit juga sedang dalam persiapan. Jika rumor buruk tentang kamu beredar saat ini, itu akan berdampak besar pada harga saham perusahaan Grup Irwin. Maka dari itu, sudah seharusnya kamu menjaga jarak dengan Selena.”
“Siapa bilang aku ingin membantunya?” ujar Harvey lalu pergi tanpa menoleh.
Alana semakin keterlaluan, dia terus memprovokasi, “Kalian perhatikan baik—baik, di ini adalah pencuri yang masuk tanpa undangan. Kalian harus perhatikan barang berharga kalian, jangan sampai dicuri olehnya!”
“Di mana penanggung jawab acara ini? Kenapa pencuri semacam ini pun dibiarkan masuk?”
Vincent, putra Marky, muncul dengan tergesa—gesa, Vincent belum pernah melihat Selena sebelumnya. Dengan hanya mengamati penampilan Selena sekilas, dia pun mengambil kesimpulan, “Nona, silakan pergi sendiri.”
Selena tidak merasa kesal, melainkan justru merasa geli. “Mengapa aku harus pergi?” tanyanya. Vincent menjelaskan, “Nona, setiap undangan di sini ditentukan berdasarkan jumlah donasi, tidak ada tempat untukmu di sini.”
“Apa gunanya berbicara omong kosong dengan wanita bermuka tembok seperti dia? Entah badannya sudah disemprot dengan desinfektan atau belum, hanya dengan berdiri bersamanya. saja, sudah membuat harga diri kita turun drastis.”
Kata—kata semua orang seperti pisau yang terbang ke arah Selena dari segala penjuru. Meskipun tidak berdarah, tetapi meninggalkan luka—luka yang tak terlihat. Ucapan orang sungguh merupakan senjata tertajam di dunia.
Selena tetap berdiri tegak di tempatnya, ekspresinya tidak berubah sedikit pun. Dia lalu menjawab dengan santal, “Aku sudah berdonasi”
“Kamu sudah berdonasi? Huh! Menggunakan apa? Sepuluh ribu atau enam ribu rupiah? Coba beri tahu pada kami semua!” Selena awalnya tidak ingin terlalu mencolok, tetapi karena dipaksa seperti ini, akhirnya. menjawab, “Satu triliun rupiah,” Tatapan dingin Harvey sontak tertuju padanya, alisnya yang tampan pun berkerut.
dia
Dia tahu, sifat Selena memang tak peduli pada ketenaran, kekayaan, kehormatan, dan kekayaan Selena tidak mungkin akan mengucapkan kebohongan seperti itu.
Harvey memberikan Selena uang sebanyak dua triliun rupiah, dan Selena telah menyumbangkan satu triliun rupiah, apa yang dia pikirkan sebenarnya?
“Satu triliun? Kamu membual seperti ini, apakah tidak takut disambar petir?”
Agatha menambahkan, “Nond Selena, jadi orang harus jujur. Kebohongan selalu akan terbongkar. Undangan saja tidak bisa kamu tunjukkan, untuk apa kamu berpura—pura seperti ini?”
“Siapa bilang dia tidak punya undangan?” “Siapa bilan dia tidak berdonasi?” Suara Olga dan Marky terdengar bersamaan, keduanya datang dari dua arah yang berbeda.
Marky berhenti di depan Harvey dan berkata, “Apa kabar, Pak Harvey? Aku secara khusus menambahkan tempat karena tahu kamu akan datang. Silahkan duduk di sini.”
Dengan tatapan yang dingin, Harvey menjawab dengan datar, “Terima kasih.”
Setelah itu, Marky segera menyapa Selena dengan kehangatan yang jelas terlihat di wajahnya,” Halo, Selena. Maaf aku tidak menyambutmu dari tadi.”
Ekspresi Vincent sama seperti orang—orang yang lainnya. Dia pun segera mengonfirmasi, “Ayah, apakah dia benar—benar menyumbangkan satu triliun?”
Marky memelototi putranya sambil berkata, “Nona Selena memiliki hati yang baik, tidak seperti kamu, dasar orang bodoh yang tak berguna!”
Ketika memalingkan wajahnya lagi, ekspresi Marky menjadi ramah kembali, “Nona Selena, aku secara pribadi telah menyiapkan tempat untukmu, silahkan lewat sini.”
Sikapnya yang begitu hormat membuat semua orang berdesis. Jadi gadis ini benar—-benar menyumbangkan satu triliun?! Apakah dia gila?
Kata-kata ini seperti tamparan di wajah Alana dan Agatha, sedangkan Olga merasa sangat puas!
Selena berjalan melewati Agatha tanpa bereksprest, bahkan tidak meliriknya sama sekali
Olga sengaja tidak langsung pergi “Nona Agatha yang akan segera menjadi istri Pak Harvey, pada akhirnya justru duduk di belakang Selena Siapa suruh kamu berani sombong di depannya?” ujar
Olga “Olga‘ Jangan keterlaluan kamu!”
Olga mengangkat alis padanya sambil berkata, “Aku malah akan lebih keterlaluan lagi di depan. kuburanmu nanti setelah kamu mati, percaya atau tidak?”
Agatha pun terdiam. Emosi yang tertumpuk dalam hati Olga pun langsung hilang seketika.Upstodatee from Novel(D)ra/m/a.O(r)g
Olga tidak duduk di samping Selena, melainkan sengaja memilih tempat di samping Agatha. Dia dan mengangkat tangannya sambil berkata, “Bos, aku teman baik Selena, beri aku kursi tambahan.
“Oke” Bab 92
Saat Olga duduk di kursinya lampu mangan metedup Agatha merendalikan suaranya dan mengancam “Awas kalau kamu semakin keterlaluan, Olga
“The Hanya begim saja aku sudah dianggap keterlaluan? Aku mengira yang termasuk keterlaluan itu adalah kalau aku menyebarkan informasi bahwa kamu adalah seorang wanita simpanan perusak rumah tangga orang
Cahaya redup menyinari wajah Agatha hingga membuat wajahnya tampak pucat pasi. Olga malah sangat senang, dia tersenyum sambil berkata, “Aku suka melihat dirimu yang tak berdaya menghadapiku Agatha Aku sudah menyiapkan bukti-bukti atas perbuatanmu selama ini. Kalau kamu ma..
juga berani mengganggu aku dan Selena, aku tidak menjamin akan membantumu menjaga rahasia ini. Kalau aku jadi kamu, aku pasti akan diam saja dan menjadi manusia yang baik. Lagi pula aku sudah tahu kalau kamu itu bagaikan siluman rubah yang licik, jadi tidak perlu berpura—pura di depanku.”
Agatha memelototinya dengan jengkel, tetapi benar—benar tidak berani mengatakan sepatah kata pun
Selena tidak menyangka akan bertemu Harvey lagi dalam waktu sesingkat ini setelah berpisah dengannya
Tidak ada komunikasi di antara mereka berdua, mereka tampak seperti orang asing bagi orang luar.
Dari awal, ekspresi mereka sama dinginnya. Mereka tidak peduli meskipun orang lain mengajukan harga sampai puluhan miliar rupiah.
Bagaimanapun, seolah—-olah hiruk—pikuk di tempat itu hanyalah milik orang lain, tidak ada kaitannya dengan mereka.
Setelah melihat bahwa barang-barang koleksi yang dilelang sudah hampir habis, Marky secara langsung naik ke atas panggung untuk memimpin acara.
“Barang koleksi berikutnya adalah benda yang memiliki sejarah sekitar seratus tahun.”
Rumah tua dengan taman kuno muncul di layar lebar..
Rumah Keluarga Bennett itu dibangun oleh leluhur Keluarga Bennett. Rumah itu kemudian didesain ulang dan direnovasi, tetapi tetap mempertahankan nilai sejarahnya. Selain itu, ditambahkan pula beberapa sentuhan baru pada rumah itu. Yang paling penting adalah lokasi rumah itu sangat bagus
Lokasinya tepat berada di bagian kota yang paling ramai sekarang. Tidak peduli apakah rumah. itu akan digunakan sendiri atau untuk kebutuhan bisnis, tetap sangatlah bagus
+ 15 BONUS
Selena melihat halaman yang sangat familier baginya. Sudah tampak bunga plum yang kuncup dan akan mekar dalam beberapa hari.
Dia juga ingat bahwa Arya mengubur banyak bir di bawah pohon. Arya mengatakan bahwa dirinya akan menunggu Selena menikah dan memiliki anak, barulah akan mengambil bir itu untuk minum.
Arya sempat mengambil sebotol saat Selena menikah, tetapi pada akhirnya tidak dapat menunggu sampai Selena melahirkan anak..
Marky menjelaskan, “Harga dimulai dari 200 miliar rupiah. Siapa pun yang tertarik, silahkan menambahkan harga. Di kota ini, tidak akan bisa ditemukan tempat kedua yang memiliki lokasi sebagus rumah ini.”
Selena dan Harvey mengangkat papan mereka secara bersamaan sambil berkata, “400 miliar.” Kedua suara itu terdengar bersamaan. Selena memandang ke arah Harvey, dia tidak mengerti mengapa Harvey mencoba berebut dengannya.
Rumah besar ini memiliki arti penting bagi Selena, tetapi apa artinya bagi Harvey?
Ponsel Harvey bergetar, pesan Agatha muncul di layar.
“Harvey, aku mau Kediaman Bennett itu.”
Selena memang secara khusus menyisihkan satu triliun rupiah miliknya demi rumah ini. Lokasi. Kediaman Bennett sangat bagus dan juga memiliki nilai komersial. Para profesional
memperkirakan harganya berkisar antara 500 sampai 600 miliar rupiah, maksimal di 600 miliar.