Menantu Pahlawan Negara

Bab 658



Bab 658 Dikeluarkan dari Keluarga dan Marga Dicabut

Seolah terkena mantra penahan tubuh.

Tamparan ahli itu juga terhenti.

“Ardika!”

Luna langsung berteriak terkejut.

Wajahnya yang pucat karena ketakutan tiba–tiba pulih kembali.

Luna merasa sangat lega setelah melihat Ardika.

“Kemarilah.”

Ardika berjalan mendekat tanpa memedulikan beberapa pengawal ahli yang mengelilinginya dan mengulurkan tangannya untuk menarik Luna ke belakangnya.

Dia menatap anggota Keluarga Basagita dengan dingin dan akhirnya tatapannya beralih ke

arah Yanto.

“Yanto, kalian sekeluarga menindas istriku lagi, pantas saja kamu nggak berani menyuruhku datang!”

Wajah Yanto menunjukkan kemarahan.

“Ardika, apa kamu masih mengira Keluarga Basagita sama seperti dulu? Sekarang Keluarga Basagita adalah keluarga teratas dan aku adalah kepala keluarga ini. Beraninya kamu bersikap lancang di hadapanku!?”

Dia berteriak dengan dingin.

“Oh, keluarga teratas? Aku baru saja menghancurkan tiga keluarga besar!”

Raut wajah Ardika tiba–tiba menjadi muram, “Aku akan melupakan masalah hari ini demi istri dan keluargaku. Kalau masih begitu nggak tahu diuntung, aku akan membuat Keluarga Basagita kembali seperti dulu agar kalian nggak bermimpi di siang bolong!”

“Dasar pecundang, kamu pikir kamu ini siapa!?”

Semua orang di Keluarga Basagita terlihat sinis dan marah.

Beraninya Ardika bersikap tidak hormat kepada mereka yang merupakan keluarga teratas!? NôvelDrama.Org copyrighted © content.

“Sayang, ayo pergi.”

Ardika terlalu malas untuk memedulikan mereka, jadi dia melangkah maju untuk mendorong kursi roda Jacky dan berniat untuk pergi.

“Ardika, apa aku mengizinkanmu pergi!?”

Tiba–tiba suara Wulan dengan gigi terkatup terdengar dari belakang.

Dia berteriak kepada para pengawal ahli dengan marah, “Apa yang kalian tunggu? Serang dan tangkap si bodoh ini!”

Beberapa pengawal ahli dikejutkan dengan adegan mengerikan Ardika yang merobohkan gerbang seberat ribuan kilogram itu dengan satu tendangan.

Setelah mendengar ini, mereka saling menatap sebelum menerjang ke arah Ardika dengan

enggan.

“Berhenti, Nona nggak mengizinkan kalian pergi!”

Mereka mengepung keluarga Ardika.

“Ardika, awalnya aku berencana untuk berurusan dengan Luna dulu sebelum

membereskanmu, tapi nggak kusangka kamu begitu nggak tahu diuntung dan berinisiatif untuk datang.”

“Baguslah kalau begitu, hari ini kamu nggak perlu pergi!”

Wulan berkata dengan penuh kebencian, “Lumpuhkan dia!”

“Serang!”

Beberapa pengawal ahli tidak berani meremehkan Ardika dan menyerang bersama.

Setelah melihat betapa ganasnya mereka, keluarga Luna benar–benar panik dan juga semakin takut dengan cara Keluarga Basagita.

“Cari mati!”

Sorot mata Ardika tiba–tiba menjadi dingin dan meluncurkan tendangan dengan sengit.

Buk! Buk! Buk!

Setelah terdengar suara teredam yang sengit dan menusuk telinga, beberapa pengawal ahli melayang keluar sebelum jatuh ke atas lantai dengan keras.

“Kamu!”

Mereka menatap Ardika dengan kesakitan dan ketakutan, darah pun mulai mengalir dari

hidung dan mulut mereka.

Rasa sakit yang luar biasa melanda.

Entah berapa banyak tulang di tubuh yang patah.

Latihan keras sepuluh hingga 20 tahun yang telah mereka lakukan pun menjadi sia–sia.

“Kamu sangat kejam!”

Mereka menatap Ardika dengan penuh kebencian.

“Tiga keluarga besar dan kalian sekumpulan orang yang nggak taat hukum sekalian dilumpuhkan bersama supaya nggak ada yang membantu orang jahat!”

Ardika berkata dengan dingin.

“Hiss!”

Semua anggota Keluarga Basagita tersentak dan tercengang.

Para master ini dibeli dengan sejumlah besar uang dari tiga keluarga besar.

Gaji tahunan seseorang setidaknya 2 miliar.

Belum lagi mereka harus mengeluarkan biaya nutrisi yang sangat mahal dalam jangka waktu yang lama demi latihan mereka.

Ternyata ahli seperti itu dikalahkan oleh Ardika dalam satu detik.

Ya ampun.

Apa yang dilakukan si bodoh ini saat berada di rumah sakit jiwa?

“Ayo pergi.”

Ardika membawa keluarga Luna keluar lagi.

“Ayah, kita nggak bisa membiarkan mereka pergi begitu saja!”

Wulan bergegas meminta bantuan Yanto.

“Luna, berhenti!”

Yanto tiba–tiba berteriak dengan marah, “Sekarang sebagai kepala Keluarga Basagita, kuperingatkan kamu!” 1

“Kalau kamu berani pergi begitu saja, aku akan membuat pengumuman resmi kalau kalian sekeluarga akan dikeluarkan dari keluarga dan marga kalian akan dicabut!” 2


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.