Bab 670
Bab 670 Dua Orang yang Konyol dan Bodoh
Seluruh anggota Keluarga Basagita membatu.
Jadi maksudnya adalah ketiga insiden ini hanyalah sebuah pembuka?
“Kalian benar–benar adalah orang yang baik, jelas–jelas tahu tiga keluarga besar punya begitu banyak bisnis buruk, tapi kalian malah mengakuisisinya untuk membantu mereka.”
Orang ini menghela napas lalu pergi.
Dia sama sekali tidak tahu kalau ucapan ini menusuk hati anggota Keluarga Basagita.
Hampir saja mereka muntah darah!
Plak!
Yanto menoleh dan menampar wajah Wisnu dengan keras.
Dia dengan marah berteriak, “Dasar orang nggak berguna, sampah apa yang kamu bawa pulang untukku!”
Triliunan uang dihabiskan tanpa menghasilkan apa pun.
Selain itu mereka juga berutang ratusan miliar.
Saat berpikir akan ada banyak orang yang tiada hentinya menagih utang pada mereka.
Kepala Yanto mati rasa.
Sama sekali sudah tidak ada uang di dalam rekening Grup Agung Makmur!
“Semua ini karena Ardika si bajingan itu, dialah yang mencelakai kita, ah…. Aku sangat ingin membunuhnya dan minum darahnya!”
Wisnu berkata sambil memegang wajahnya.
“Nggak ada gunanya kamu bunuh dia, hal terpenting saat ini adalah mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini.”
Raut wajah Yanto memucat dan bergumam pada dirinya sendiri, “Saat ini hanya Keluarga Mahasura yang bisa menolong kita.”
“Wisnu, segera laporkan bahwa kita sudah mengusir keluarga Luna serta menarik kembali nama belakang mereka pada Keluarga Mahasura di ibu kota provinsi. Minta tolong pada mereka untuk harus membantu–kita dan jangan sampai Ardika mencapai tujuannya!” “Baik!”
Wisnu segera menelepon Rocky.
Dia masih tidak tahu kalan kaki Rocky sudah dipatahkan dan sedang dirawat di rumah sakit.
Tentu saja tidak bisa terhubung.
Jadi dia hanya bisa menelepon anggota Keluarga Mahasura lainnya.
“Pergi kamu!”
Wisnu mendapatkan jawaban seperti ini.
Wisnu merasa cemas.
Keluarga Basagita akan benar–benar tamat kalau Keluarga Mahasura benar–benar mengabaikan mereka.
“Jangan, apa yang terjadi pada Keluarga Basagita saat ini adalah hasil dari tindakan Ardika, kalian nggak boleh biarkan orang nggak berguna itu mencapai tujuannya!”
Dia segera memohon.
“Pergi kamu!”
Pihak lain segera memutuskan panggilan.
“Bajingan, Keluarga Mahasura di ibu kota provinsi juga nggak bisa diandalkan!” Content provided by NôvelDrama.Org.
Wisnu sangat marah sampai membanting ponselnya.
“Kita telah salah paham pada Keluarga Mahasura.”
Yanto menghela napas setelah beberapa saat, “Keluarga Mahasura mengakuisisi lebih banyak daripada kita.”
“Aku baru saja dapat kabar kalau mereka juga punya situasi yang sama, mereka sama nggak bisa menyelamatkan diri mereka sendiri, bagaimana mungkin mereka bisa memedulikan kita….”
Tuan Besar Basagita selalu terbaring di tempat tidur karena terkena demam.
Dia berjalan keluar dengan gemetar sambil memegang tongkat saat mendengar pergerakan di luar.
Baru setelah itu dia mengetahui apa yang telah terjadi.
Dia sangat kesal sampai menampar Wisnu.
“Kakek, kenapa kamu menamparku!”
Wisnu memegang wajahnya.
“Rocky adalah orang dari Keluarga Mahasura yang mengikuti pelelangan, sedangkan kamu adalah perwakilan dari keluarga kita.”
Tuan Besar Basagita menunjuk cucunya yang tidak berguna dan berkata, “Kenapa bisa adal orang bodoh di dalam Kota Banyuli ini!”
Keduanya membawa uang triliunan, tapi malah membeli banyak kekacauan.
Keluarga Mahasura di ibu kota provinsi sedang sibuk menyelamatkan mereka sendiri.
Keluarga Basagita sedang berada dalam bencana saat ini!
“Keluarga kita berdua mengalami masalah, Grup Hatari punya Luna pasti lebih kacau daripada kita!”
Anggota Keluarga Basagita menggertakkan gigi mereka.
Pada saat ini, mereka baru bisa merasa sedikit tenang kalau ada orang yang situasinya lebih mengenaskan daripada mereka.
Keluarga Basagita segera mengutus orang untuk menanyai hal ini.
Mereka segera mendapatkan kabar.
Grup Hatari sangat tenang!
Pegawai eksekutif yang mengundurkan diri sebelumnya sama sekali tidak membuat masalah
apa pun.
“Sialan, beruntung sekali Luna ini, kita beli kekacauan, tapi dia beli barang–barang bagus!”
Wisnu merasa sangat tidak terima.
“Beruntung? Itu karena dia punya kemampuan!”
Pada saat ini.
Tuan Besar Basagita mau tidak mau harus mengakui meski tidak bersedia.
Keluarga Basagita sama sekali bukan apa–apa setelah meninggalkan Luna.
Keluarga teratas? Sungguh konyol.
Tuan Besar Basagita mendongak ke langit dengan perasaan tidak terima, “Aku harus minta maaf dan mengundangnya kembali kali ini.”