Menantu Pahlawan Negara

Bab 695



Bab 695 Keluarga Basagita Menunggu di Depan Pintu Gerbang

‘Sialan! Tina ikut campur lagi dan lagi!‘

Ardika benar–benar tidak bisa berkata–kata menghadapi wanita yang berlagak pintar itu.

Jelas–jelas dia sudah sengaja meminta Thomas datang untuk menangani masalahnya.

Tina juga sudah menyaksikan semuanya dengan mata kepalanya sendiri.

Namun, wanita itu tetap saja beranggapan bahwa dia sedang menyebut–nyebut dirinya. sebagai Dewa Perang Ardika lagi.

“Sudah, sudah, nggak perlu membahas hal ini lagi.”

Ardika menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya, lalu berkata pada Farlin yang sedang makan sambil tersenyum, “Pak Farlin, mulai sekarang kamu tinggal di sini saja. Nggak akan ada seorang pun yang berani datang ke sini untuk menangkapmu.”

Ardika langsung membawa Farlin ke rumahnya.

Hal ini membuat Luna sekeluarga sangat senang.

Mereka juga menjaga dan memperlakukan Farlin seperti tetua dalam keluarga.

“Haha. Setelah ada kejadian hari ini, siapa yang nggak tahu diri dan berani datang

menangkapku lagi,” kata Farlin sambil tertawa.

Namun, dia tidak menolak pengaturan Ardika.

Hubungannya dengan Ardika sudah sangat dekat dan dalam.

Karena Farlin sudah berhasil diselamatkan dan dalam kondisi baik–baik saja, malam ini Luna sekeluarga sudah bisa tidur dengan tenang.

Namun, anggota Keluarga Basagita sama sekali tidak bisa tidur.

Mereka melewati malam yang panjang tanpa bisa terlelap lagi.

Kediaman lama Keluarga Basagita diselimuti oleh aura putus asa.

Satu per satu masalah bermunculan dari bisnis yang telah mereka beli.

Bank Sentral memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan dengan memeras mereka sebesar empat triliun.

Tekanan yang mereka benar–benar membuat mereka sudah kesulitan untuk bernapas.

Dua hari yang lalu, keluarga–keluarga yang mendekati Keluarga Basagita untuk menjilat Keluarga Basagita saat Keluarga Basagita menduduki posisi puncak, kini mereka semua sudah

tidak bisa dihubungi.

Kali ini, Keluarga Basagita benar–benar sudah merasakan apa yang dinamakan dengan saat berjaya, banyak yang datang menjilat dan sebaliknya.

“Sungguh menyebalkan! Kita sedang mengalami kesialan, tapi Luna malah berjaya!”

“Kalian sudah dengar, belum? Kemarin, Tina sudah menjadi raja preman Kota Serambi. Sekarang dunia preman dua kota sudah di bawah kepemimpinannya. Hubungan Luna dengannya sangat baik. Kita tetap harus menemui Luna. Selarna Luna membantu kita, baik masalah dunia bisnis maupun Bank Sentral bisa terselesaikan.”

“Sebelumnya Ardika si bajingan itu sudah mempermainkan kita! Luna berhati lembut, dial pasti akan setuju untuk membantu kita!”

Anggota Keluarga Basagita tetap menganggap Luna sebagai satu–satunya penyelamat mereka.

Namun, mereka tidak bisa menghubungi Luna, juga tidak bisa menghubungi Desi dan Jacky.

Tidak punya pilihan lain, mereka memutuskan untuk menunggu Luna di depan pintu gerbang Kompleks Vila Bumantara.

Mereka tahu mereka sudah tidak bisa masuk ke dalam kompleks.

Ardika sudah memerintahkan prajurit yang berjaga di depan pintu gerbang tidak membukakan pintu untuk mereka.

Pagi–pagi sekali, Luna bersiap untuk pergi ke Grup Hatari.

Begitu dia melajukan mobilnya keluar dari pintu gerbang Kompleks Vila Bumantara, laju mobilnya langsung dihalangi.

“Kakek, kenapa kalian menjadi seperti ini?”

Saat keluar dari mobil dan melihat kondisi mereka, Luna sangat terkejut.

Lingkaran hitam tampak jelas di mata anggota Keluarga Basagita, termasuk Tuan Besar Basagita.

Kini, mereka tampak seperti mayat berjalan yang sudah tidak bersemangat hidup.

“Luna, tolong selamatkan Keluarga Basagita, bantu Keluarga Basagita untuk menangani masalah utang!”

“Bank Sentral yang merupakan kekuatan besar dunia preman juga memeras kami sebesar empat triliun. Hubunganmu dengan Tina sangat baik, tolong beri tahu dia untuk membantu kami menangani masalah ini.”

“Selama kamu bersedia untuk membantu kami, kamu nggak hanya bisa kembali menjadi anggota Keluarga Basagita dan menggunakan marga Basagita, kamu bahkan bisa menjadi

Kepala Keluarga Basagita! Kami semua akan menuruti ucapanmu!”

“Kami benar–benar sudah menyesali perbuatan kami. Seharusnya dulu kami nggak memperlakukan keluargamu seperti itu.”

Tuan Besar Basagita mulai memelas kepada Luna.

Luna sangat terkejut.

Sepertinya Keluarga Basagita benar–benar sudah menemui jalan buntu.

Kakeknya bahkan mengatakan akan menjadikannya sebagai Kepala Keluarga Basagita!

“Oh? Apa kalian benar–benar sudah menyesali perbuatan kalian?”

Tiba–tiba, terdengar suara seseorang dari arah belakang.

Ardika sedang berjalan–jalan santai di sekeliling danau dengan Farlin. Begitu mendengar keributan dari arah sini, dia segera berjalan menghampiri mereka.

Begitu melihat Ardika, banyak di antara mereka yang memancarkan sorot mata tajam.

Kemarin, pria bajingan itu telah membuat mereka berlutut di depan pintu Grup Hatari selama

satu jam.

Mereka benar–benar malu setengah mati!

Namun, mengingat situasi yang mereka hadapi saat ini, mereka hanya bisa menahan diri.

“Ya, kami benar–benar menyesal. Kami benar–benar sudah menyadari kesalahan kami dulu.‘

Tuan Besar Basagita berkata dengan sungguh–sungguh, “Luna, Kakek akui Kakek kurang perhatian padamu. Kakek lebih perhatian pada Wisnu dan Wulan. Sebenarnya, kamu juga cucu Kakek. Semua ini kesalahan Kakek.”From NôvelDrama.Org.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.