Ruang Untukmu

Bab 130



Bab 130

Bab 130

Telinga Tasva berdenging keras. Kali ini kamu sudah keterlaluan, Nando. “Aku tahu kamu tidak akan menolakku, Tasya. Aku tahu kamu juga mencintaiku!” Nando menangis bahagia. Suaranya sangat lantang sehingga kerumunan ini dapat mendengarnya meskipun dia tidak menggunakan mikrofon

Saat itu, Hana sudah tiba di depan panggung. Dia mendongak untuk melihat Nando dan Tasya saling berpelukan. Untuk sesaat, dia terlalu terkejut untuk mengucapkan sepatah kata pun. Apakah kedua cucuku bertukar peran? Apa selama ini Tasya lebih tertarik kepada Nando? Mau bagaimanapun juga, aku hanya ingin Tasya menjadi bagian dari keluarga kami. Tidak masalah dengan siapa dia menikah; Aku akan senang jika dia bersama kami. Jika yang benar-benar disukai Tasya adalah Nando, maka aku akan dengan senang hati mendukung pernikahan mereka.

Elan menyaksikan seluruh proses lamaran dari lantai dua tanpa memperlihatkan sedikit pun emosi di wajahnya. Tetapi dia mengencangkan cengkeramannya di pagar dan urat bermunculan di punggung tangannya. Dia tampak seperti sedang mencoba menghancurkan pagar.

“Turun dari panggung. Berhenti main-main,” kata Tasya kepada Nando. Nando menggenggam tangan wanita itu sebelum dia meraih mikrofon dan berbicara kepada kerumunan di bawahnya. “Terima kasih untuk doa kalian semua. Saya sangat senang lamaran saya berhasil.”

Tasya menatapnya tanpa berkata-kata. Baiklah! Aku harus menjelaskan padanya nanti.

Pada saat yang sama, keluarga Haryono memasang ekspresi muram di wajah mereka saat mereka menoleh untuk menatap keluarga Sofyan. “Apa yang terjadi, Bapak dan Ibu Sofyan? Apa Nando ingin menikah dengan orang lain?”

“Kami tidak terlalu yakin tentang hal ini. Wanita itu pernah menyelamatkan Nando,” Belinda menjelaskan sebelum menghela nafas. Belinda tahu bahwa Nando selalu bersyukur kepada gadis

yang telah menyelamatkannya, tetapi dia tidak menyangka putranya akan melamar gadis itu malam ini.

“Aku masih berharap Nando dan Lia menikah. Kami akan dengan senang hati menikahkan putri kami dengannya bila ada kesempatan,” kata ibu Lia. Dia berharap masih ada peluang terjadinya perubahan.

Belinda dan Jono tidak bisa berbuat apa-apa selain memberi mereka senyuman penyesalan. “Oke. Mari kita bicarakan ini lain kali. Kalian harus menikmati pesta untuk saat ini.”

mena

lara

Tasya menyeret Nando dari panggung dan melewati kerumunan untuk menemukan tempat sepi di mana mereka bisa berbicara. Wanita itu menemukan ruangan kosong di tepian. Tasya pun menarik Nando ke dalam ruangan itu. Nando menutup pintu di belakangnya, meredam suara keras yang datang dari kerumunan di luar. Dengan cepat, Tasya meraih tangan Nando sebelum memasukkan cincin kembali ke telapak tangan pria itu. “Kita hanya berteman, Nando. Aku minta maaf. Aku tidak bisa menerima lamaranmu,” katanya dengan suara tegas.

Paras tampan nando menampakkan ekspresi tercengang dan dia menatap cincin berlian di tangannya. “Kenapa? Kenapa kamu tidak bisa menikah denganku? Apa aku tidak cukup baik? Apa aku melakukan sesuatu yang salah?” Dia bertanya dengan cemas.

Tasya menggelengkan kepala sebelum menatap Nando dengan tatapan lembut. “Kamu pria yang

1/2

ncoat, Nando. Masalahnya ada padaku-ini tidak ada hubungannya denganmu,” jawabnya.

“Apa masalahmu? Kamu wanita terbaik yang pernah kutemui, dan kamulah orang yang paling kucintai.” Nando menggenggam tangan Tasya sambil menatap wanita itu dengan gairah yang

membara di matanya.

Tasya memeras otak untuk menemukan alasan yang dapat dia gunakan untuk menolak Nando. Akhirnya, dia menemukan cara terbaik untuk melakukannya. “Nando, aku tidak pernah berpikir untuk menikah lagi sejak aku memiliki Jodi. Aku telah terluka berkali-kali di masa lalu dan belum sepenuhnya pulih dari semua kejadian traumatis itu. Jadi, aku tidak bisa memaksa diriku sendiri untuk mengencani seorang pria,” katanya sebelum menghela nafas.

Kekhawatiran terkumpul di mata Nando saat pria itu menatapnya. “Apakah dulu ayah Jodi menyakitimu? Katakan padaku, Tasya. Apa yang kamu alami di masa lalu? Siapa ayah Jodi?” dia bertanya dengan cemas. Upstodatee from Novel(D)ra/m/a.O(r)g

Namun Tasya menolaknya tanpa keraguan. “Aku tidak ingin membicarakan ini. Lagi pula, aku tidak bisa menerima lamaranmu. Aku minta maaf.” Nando tidak tampak terlalu marah ataupun sedih setelah mendengar apa yang dikatakan Tasya. Dia merencanakan seluruh lamaran ini untuk mencoba peruntungannya, jadi dia tidak banyak berharap lamaran ini akan sukses sejak awal.

“Tidak masalah jika kamu menolakku, Tasya. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku akan selalu berada di sisimu. Aku akan selalu ada untuk melindungimu,” katanya.

“Cukup baik bagiku, Nando. Kamu adalah teman terbaik yang pernah aku miliki.” Tasya menegaskan tentang pertemanan mereka karena selama ini dia hanya menganggap Nando sebagai teman.

Previous Chapter

Next Chapter


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.