Ruang Untukmu

Bad 1219



Bad 1219

Bab 1219 Palsu

Bianca segera menghambur dan memeluk lengan Maggy. “Ibu!”

Saat Maggy masuk ke dalam rumah, Qiara berkata, “Ibu.”

Maggy terlihat bahagia. Kedua putrinya begitu cantik. Mengandung mereka berdua tidak mudah, tetapi sebanding dengan hasilnya. Semenjak Bianca kembali, hari–harinya penuh tawa canda. Bahkan beberapa penyakitnya seperti migrain, depresi dan insomnia, hilang. Dia biasanya. menangis hanya dengan melihat barang–barang milik Bianca dan harus meminum obat untuk mengatasinya. Namun sekarang dia baik–baik saja

Dia membeli dua tas berbeda untuk kedua putrinya dan meminta mereka memilih yang disukai.

Bianca melihat Qiara, menunggunya membuat pilihan. Qiara memilih satu tas dan berkata, “Saya ingin yang ini, Bu.”

ucap Bianca

“Oh, yang itu cantik. Ini adalah warna keberuntungan saya hari ini. Saya suka,” ucap dengan sengaja.

Ah, dia merampas apa pun yang saya punya. Qiara mengangkat tas itu. “Baiklah, kamu bisa memilikinya.”

Qiara segera mengambil tas yang lain dan hendak berlalu, tetapi Bianca mengembalikan tas yang pertama kepadanya. “Saya hanya bilang suka, bukan ingin memilikinya. Saya tidak akan mengambil apa pun darimu.”

Dasar perempuan menjijikkan, penuh kepalsuan. Qiara menghentak, “Kalau begitu, apa yang kamu inginkan? Pilih salah satu dan berhenti mengganggu saya.”

Bianca menggigit bibir dan menangis. Dia menatap orang tuanya memohon dukungan, Maggy pun mendatanginya. “Mana yang kamu sukai, Bianca?” tanyanya dengan lembut.

“Saya senang dengan apa pun yang Ibu belikan untuk saya.” Bianca mengerucutkan bibir.

“Baiklah. Kamu bisa memiliki keduanya. Senang sekarang?” Qiara mengangkat tasnya dan kemudian naik ke lantai atas.

Bianca cemberut. “Ada yang salah dengan ucapan saya? Saya membuatnya marah lagi. Saya tidak bermaksud seperti itu.”

“Qiara adalah gadis yang penuh semangat. Ini bukan salahmu. Silakan, kamu suka yang ini, bukan?” Maggy memberi Bianca tas yang dia inginkan.

Biantara menghela napas. “Berhentilah membuatnya marah, Bianca. Kamu adiknya. Akrablah dengan kakakmu.” Ccontent © exclusive by Nô/vel(D)ra/ma.Org.

“Baik, Ayah.” Dia berkedip–kedip. “Saya akan bawakan ini untuk Qiara.” Dia mengambil tas yang lain dan naik ke lantai atas.

Qiara baru saja masuk kamar dan hendak duduk, kemudian mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya. “Siapa?”

“Saya.”

“Saya tidak ingin melihatmu,” jawab Qiara.

Bianca membuka pintu. Kemudian dia menutupnya dan menyerahkan tas itu ke Qiara. “Ini milikmu.”

Qiara sangat senang ibu membelikannya hadiah, tetapi suasana hatinya hancur karena Bianca. “Kamu suka keduanya, bukan? Ambil dan tinggalkan saya sendiri.” Qiara kemudian berbalik.

Bianca menyeringai dan bicara dengan nada menyindir, “Saya suka semua yang kamu miliki. Saya ingin merebut semuanya, tetapi tergantung keinginan saya.”

Bukan hanya tas yang dibicarakannya. Dia berbicara tentang semua hal di rumah ini, termasuk laki– laki yang disukai Qiara.

“Saya berusaha menjadi kakak yang baik, tetapi kamu justru mempersulitnya. Saya tidak mengerti bagaimana kamu bisa sejahat ini.” Qiara terheran–heran. Kita ini saudara kandung. Meskipun tumbuh menjadi sosok yang berbeda, seharusnya kita saling berbagi kebaikan.

Namun, sejak kembali, Bianca selalu bersikap palsu dan jahat. Qiara berusaha bertahan, tetapi Bianca selalu melewati batas. Dia bahkan bisa membuat dirinya terlihat seperti korban hanya karena satu tas kecil.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.