Ruang Untukmu

Bad 1259



Bad 1259

Bab 1259 Tidak Bisa Dibodohi Semudah Itu

Nando menyadari keberadaan tiga kotak perhiasan yang ada di dalam kamar Qiara. Sambil memegang ponselnya, dia mengambil gambar dari perhiasan itu dan mengirimkannya kepada asistennya, Ardan Ramian. Dia lalu menghubunginya dan memberikan perintah. “Segera bawakan sepuluh set perhiasan ke Kediaman Keluarga Shailendra.”

“Baik! Apa saya harus memilihnya?”

“Tidak perlu. Pilih saja yang paling mahal.” Dia sedikit memicingkan matanya, dan kobaran api cemburu terlihat di matanya.

Mengenai masalah Lathan yang memberikan Qiara perhiasan sebagai hadiah, dia tidak memberikan reaksi apa pun di depan Qiara. Namun, dia hanya membatin, Bagaimana bisa wanita. saya kekurangan perhiasan?

Di Kediaman Keluarga Perwira.

Lathan meninggalkan ponselnya begitu saja di ruang tamu semalam, dan Ira tidak sengaja menjawab panggilan dari Keluarga Shailendra. Berkat panggilan itu, dia tahu kalau putranya sudah membawa empat set perhiasan ke Kediaman Keluarga Shailendra dan salah satu set perhiasan itu baru saja dicuri. Bianca bersikeras kalau perhiasan itu dicuri oleh salah satu pelayan mereka, jadi dia melaporkan kejadian itu ke polisi. Selain itu, dia meminta Lathan ke sana dan. mengonfirmasi empat set perhiasan yang sudah diberikannya kepada mereka agar mereka bisa. mengembalikan hadiah itu kepadanya. Mendengar itu, Ira menolak untuk mengijinkan putranya meninggalkan rumah. Dia merasa sangat tidak senang dan bahkan mengunci Lathan di kamarnya agar dia tidak bisa meninggalkan rumah tanpa seijinnya.

Sebagai akibatnya, pasangan Shailendra mengunjungi Kediaman Keluarga Perwira dan meminta maaf secara pribadi atas kejadian sebelumnya dan berencana membawa Lathan kembali ke Kediaman Keluarga Shailendra bersama mereka.

Tak terasa, sekarang sudah jam 9:30 pagi. Anika hanya bisa mendekap tangannya dengan gelisah saat dia menyadari kalau polisi akan segera tiba. Dia tidak mau ditahan dan dibawa ke kantor polisi untuk diperiksa.

Sementara itu, Bianca mengambil kesempatan untuk pergi ke kamar di lantai tiga. Melihat pintu yang di tutup rapat di kamar Qiara, dia hanya bisa memikirkan bagaimana cara membuat Nando keluar dari kamar. “Aw!” Dia sengaja memekik kesakitan di luar pintu.

Sesuai dugaan, dia mendengar langkah kaki dari dalam kamar. Segera setelahnya, pintu itu terbuka dan menampilkan Nando yang tengah berdiri di sana sambil memandangnya dari belakang pintu. Dia segera menunduk kesakitan dan berkata, “Pak Nando, bisakah Anda membantu saya? Saya takut pergelangan kaki saya keseleo.”

Dia juga sengaja bergaya dengan sangat terbuka, terutama karena rok pendek yang dipakainya hanya menutup paha bagian dalamnya saja. Seluruh permukaan kakinya terlihat dengan jelas di

depan pria itu sebagai akibatnya. This content is © NôvelDrama.Org.

“Pak Nando, kaki saya sakit. Saya pikir saya tidak bisa berdiri. Apakah Anda bisa membantu saya?” Dia mengulurkan tangannya ke arah pria itu dengan wajah ingin dikasihani.

Setelah melihat penampilannya, pria mana yang tidak mau menolongnya? Sayangnya, Nando tidak bisa dibodohi semudah itu. Dia menyilangkan tangannya di dada dan menatapnya dengan dingin. “Lantainya sangat mulus dan datar. Bagaimana kamu bisa tersandung? Nona Bianca, apa matamu itu tumbuh di atas kepalamu?”

Dirinya sudah cukup jahat karena tidak mau menolong Bianca, namun dia justru menambahkan. ejekan atas cederanya.

Wanita itu tertegun. Apa Nando mengetahui kalau saya hanya berpura–pura? Karena hal itu, dia segera berdiri sendiri dan sengaja terlihat pincang. “Kalau begitu, saya tidak akan merepotkan Anda lagi,

Pak Nando.”

“Nona Bianca, jika pergelangan kakimu keseleo, saya takut cederanya tidak akan sembuh sampai setidaknya tiga hari.” ucap Nando seraya tersenyum, dan dia mengingatkannya dengan lembut kalau kakinya tidak akan bisa sembuh secepat itu.

Raut wajah Bianca langsung berubah setelah mendengarnya, dan wajahnya segera memerah. Sesuai dugaan, Nando tidak bisa ditipu semudah itu. Lathan biasanya akan tertipu trik ini dengan mudah, jadi dia hanya perlu sedikit berpura–pura padanya agar dia mau mempercayainya.

“K–Kaki saya sudah tidak terlalu sakit. Saya pikir hanya sedikit keseleo.” Setelah mengatakan itu, dia bergegas pergi ke kamarnya untuk bersembunyi dan menghela napas lega begitu dirinya masuk. Nando memiliki aura yang menakutkan dan menindas sampai–sampai dirinya merasa sangat tertekan.

Bagaimana bisa pria sepertinya tergoda oleh Qiara? Cara apa yang digunakan wanita itu? Saya harus mengetahui cara–cara itu dan belajar cara menggunakannya.

Saat itu, Qiara tengah duduk di ruang tamu dan mendengarkan cerita Anika tentang bagaimana Bianca menuduhnya sebagai pencuri dengan sembarangan. Semakin banyak Anika bercerita, semakin dirinya merasa jengkel. Pada akhirnya, wanita itu kembali menangis.

“Bu Anika, saya percaya padamu. Saya sangat mengetahui orang seperti apa Anda.” Qiara- mencoba menenangkan Anika, dan dirinya merasa sedih karena Anika sangat ketakutan karena tindakan Bianca.

Anika merasa tenang setelah mendengar kata–kata menenangkan itu dari Qiara. Sambil menahan. suaranya, dia mengingatkan Qiara dengan lembut. Nona Qiara, saya tidak bermaksud jelek, tapi saya tidak pernah melihat orang yang lebih jahat dari Nona Bianca sebelumnya. Tuan dan Nyonya mungkin tidak tahu bagaimana cara dia memperlakukan Anda sejak dia kembali, tapi saya tahu. Bagaimanapun, saya sudah menyaksikan semuanya. Anda harus berhati–hati padanya.”

“Terima kasih, Bu Anika. Saya tahu kalau Anda mencemaskan saya.” Ucap Qiara seraya

mengangguk.

Saat itu, bel pintu berbunyi. Dia terkejut dan menebak–nebak siapa yang akan mengunjungi mereka. Jika itu orangtuanya, mereka tidak perlu menekan bel pintu dari awal!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.