Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 2101



Bab 2101

Pangeran, aku bisa seperti hari ini sepenuhnya berkat bimbingan Anda. Jika butuh sesuatu, silakan berikan perintah.”

“Kelak aku pasti butuh bantuanmu.”

“Aku bersedia menghadang segala bahaya demi Anda.”

Selesai menutup telepon, Willy mendongak dan melihat Robin yang terbaring di ranjang pasien, lalu bergumam sendiri, “Kenapa tiba–tiba Lorenzo minta putus dengan Dewi? Sebenarnya, apa yang mau dia lakukan?”

Tiba–tiba Willy teringat sesuatu, matanya langsung terbelalak, “Jangan–jangan….”

Keesokan paginya.

Saat Dewi bangun, hal pertama yang dia lakukan adalah melihat ponselnya. –

Tidak ada panggilan tak terjawab, juga tidak ada pesan.

Hatinya merasa sangat sedih.

Sekarang kelihatannya tekad Lorenzo untuk memaksanya kembali ke Kota Snowy sangat kuat. Kalau dirinya tidak pergi, mungkin pria itu tidak akan berinisiatif menghubunginya.

Namun, sekarang situasi Willy di sini sangat serius. Dirinya juga tidak bisa mengabaikannya.

Saat Dewi merasa sangat pusing, tiba–tiba ada panggilan telepon. Dia buru–buru mengambil ponselnya untuk memeriksa. Ternyata bukan Lorenzo, melainkan Brandon.

Dia sangat kecewa, maka menjawab panggilan itu dengan kesal, “Halo?”

“Kak, apa kamu lihat berita?” Brandon bertanya dengan panik.

“Berita apa?” Dewi menggosok–gosok matanya.

“Lorenzo mau tunangan.” Brandon langsung memberi tahu, “Cepat lihat.”

“Apa?” Dewi tertegun sejenak, lalu berkata dengan gembira, “Kemarin dia bicara seperti itu, mungkinkah demi memaksaku menikah?”

Dewi, yang baru saja bangun, mengira Lorenzo mau bertunangan dengannya.

“Apa yang kamu bicarakan?” Brandon panik, “Apa kamu tahu? Lorenzo mau tunangan dengan Juliana!!!”

“Apa?” Dewi langsung tersadar sepenuhnya. Dia segera bangun dan duduk di ranjang, “Dengan Juliana???”

“Lihatlah berita.” Brandon mengingatkan, “Kak, apa kamu bertengkar dengan Lorenzo? Kenapa tiba– tiba dia tunangan dengan wanita lain? Kamu berencana tinggal di Denmark sampai kapan?

Lebih baik kalian bertemu lebih cepat dan bicarakan hal ini baik–baik.” This is property © of NôvelDrama.Org.

“Aku….”

Baru saja Dewi ingin bicara, tiba–tiba terdengar kerukan pintu dari luar Kemudian, terdengar suara Willy, “Dewi, kamu sudah bangun?”

“Tunggu sebentar.” Dewi merespons seadanya, lalu berkata pada Brandon, “Brandon, aku tidak bisa bicara lagi denganmu. Willy mencariku.”

Selesai bicara, Dewi memutuskan panggilan telepon itu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.