Bab 2145
Bab 2145
Bab 2145 Itu Semua Cinta
Dewi biasanya selalu ceroboh, terbiasa dengan kecerobohan, dan sering mengabaikan beberapa detail kecil, tapi sekarang dia perlahan belajar untuk berubah….
Lorenzo merasa sangat puas dengan perubahannya, meskipun dia masih menganggapnya tidak berperasaan, tapi melihat ada perubahan dalam dirinya, dia merasa senang.
Setidaknya itu menunjukkan bahwa di dalam hatinya masih ada Lorenzo.
Dewi datang ke ruang medis di aula belakang, saat itu, dokter sedang memeriksa luka Mina….
“Mina!”
“Nona Dewi!”
Mina sangat senang melihat Dewi datang dan dengan cepat duduk di ranjang, “Aku baik–baik saja, tidak akan merepotkan kalian lagi.”
“Ini….”
“Kalian kembali saja, serahkan ini padaku.” Dewi berkata pada dokter dengan sopan, “Terima kasih atas kerja kerasmu!”
“Tidak masalah, kalau begitu kami pamit dulu.“
Dokter membungkuk pada Dewi, lalu pergi dengan asistennya sambil membawa kotak obat.
Dewi memeriksa luka Mina, melihat obat yang diresepkan oleh dokter, dan itu semua adalah obat biasa, jadi dia menambahkan obat luar buatannya sendiri untuk Mina, “Minum obat dari dokter seperti biasa, obat yang kuberikan padamu ini hanya obat luar, jadi tidak masalah.”
“Terima kasih Nona Dewi ….”
Mina tidak peduli dengan lukanya sendiri, dia hanya ingin berbicara dengannya tentang masalah. Willy, tapi melihat ada orang lain di belakang Dewi, dia tidak berani bicara.
Dewi membubarkan yang lain dan menutup pintu, kemudian Mina baru berani bicara, “Nona Dewi, Anda dan Tuan L baik–baik saja, ‘kan?”
“Iya.” Dewi menjawab, “Aku sedang memikirkan solusi untuk Willy, aku berjanji akan kembali dan menyelamatkannya, aku tidak akan pernah mengingkari janjiku, jangan khawatir.”
Dia mengucapkan kata–kata ini dengan sangat jelas dan langsung dapat menghilangkan kekhawatiran Mina.
Untuk sesaat, Mina tidak tahu harus berkata apa, dia tertegun sejenak, dan dengan cepat menjelaskan, “Nona Dewi, aku tidak bermaksud begitu, aku….”
“Kamu rawat baik–baik lukamu, jika butul sesuatu, kamu bisa langsung cari Bibi Nola, atau kamu bisa mencariku,” Dewi berkata, “Oke, ada hal lain yang harus kulakukan, jadi aku pergi dulu ya.”
Setelah mengatakan itu. Dewi bangun dan pergi….
Mina melihat bayangan punggungnya, ekspresinya menjadi sedih, sebelumnya dia meremehkan Dewi, dia berpikir bahwa ia adalah orang bodoh, tapi sekarang dia menyadari bahwa Dewi benar- benar pintar dan tahu segalanya…..
Hanya saja dia terlalu polos, dan suka bertindak sesuka hatinya.
Sekarang sepertinya Dewi tidak terlalu menyukai pengawasannya, jadi hari ini dia datang tidak hanya untuk mengunjunginya, tapi untuk berbicara dengan jelas padanya….
Dewi bukan orang yang mudah untuk dihadapi.
Ketika Dewi kembali ke aula depan, Lorenzo bersiap masuk ke dalam mobil, melihat Dewi kembali, dia menghentikan langkahnya, “Kenapa cepat sekali?”
“Aku datang hanya untuk mengantarkan obat ke Mina, tidak perlu berlama–lama.” Dewi berjalan dengan cepat, “Kamu mau pergi ke kantor?”
“Ya.” Lorenzo menepuk kepingan salju di rambutnya, “Di luar dingin, berdiamlah di dalam rumah, nanti sore aku akan datang menjemputmu.”
“Untuk apa menjemputku?” Dewi bertanya dengan penasaran.
“Ada pesta perjamuan makan malam, aku akan mengajakmu ke sana.” Lorenzo menyentuh wajahnya, “Bukankah menantu jelek selalu ingin bertemu orang?”
“Aku tidak jelek.” Dewi tersenyum.
“Pintar.” Lorenzo mencium keningnya, “Masuklah, di sini dingin.”
“Ya.” Dewi mengenakan mantelnya dan masuk ke dalam rumah, tapi setelah berjalan tiga langkah, dia berbalik melihat ke arah Lorenzo, melihatnya masuk ke dalam mobil, ketika mobil itu melaju perlahan, dia segera mengalihkan pandangannya dan memasuki rumah.
Lorenzo menatapnya dari kaca spion, dengan senyuman menggoda di bibirnya.
Dia dulu berpikir bahwa Dewi tidak begitu mencintainya, tapi sekarang dia merasakan cintanya
Memikirkan dia berperilaku manja padanya, melingkarkan lengannya di lehernya, meringkuk ke dalam pelukannya dengan patuh.
Kemudian memikirkan bagaimana dia berlari ke arahnya barusan, menatapnya dan tersenyum. This content © Nôv/elDr(a)m/a.Org.
Dan juga baru melangkah tiga langkah, dia menoleh ke belakang untuk melihatnya dengan tatapan enggan untuk berpisah….
Semua adegan ini, semuanya adalah perasaan cinta….