Bab 2162
Bab 2162
Bab 2162 Tali Penolong
“Lorenzo….”
Dewi ingin menjelaskan, tapi Lorenzo sudah langsung keluar kamar.
Melihat pintu kamar yang tertutup, lalu teringat reaksi Lorenzo yang dingin dan penuh amarah, hati Dewi terasa sangat lelah dan tak berdaya.
Sejak dulu dia terus merasa dirinya bisa melakukan setiap hal dengan baik, juga punya kendali dalam banyak hal. Namun, belakangan ini, dia berulang kali merasa sangat tidak berdaya.
Misalnya, dia ingin menyelamatkan Willy, tetapi harus bergantung pada Lorenzo.
Namun, bagaimana membujuk Lorenzo, itu sungguh masalah yang sangat sulit.
Dia sudah memikirkan segala cara dan mempertimbangkannya. Mau berkomunikasi baik–baik, bahkan menahan emosinya dan menurunkan harga dirinya untuk memohon … Semuanya tidak ada gunanya!!!
Sekarang juga membuat Lorenzo marah.
Dia sungguh tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Dewi menghela napas, dia memeluk bantal dan melihat pemandangan luar sambil bengong.
Di sampingnya, masih terasa kehangatan Lorenzo. Aura pria itu juga masih memenuhi kamar itu.
Jelas–jelas Lorenzo sangat peduli padanya, sangat menyayanginya, juga bisa melakukan banyak hal untuknya. Namun, dalam masalah ini, pria itu malah tidak ingin mengalah.
Lorenzo pernah berkata bahwa menyelamatkan Willy tidak akan memengaruhi dirinya, bahkan tidak akan membawa efek buruk. Namun, mengapa dia tidak mau menolongnya?
Jelas–jelas Willy juga temannya.
Dewi berbaring di ranjang, benar–benar tidak bisa tidur. Dia merasa ponselnya bergetar, maka dia pun mengambilnya dan memeriksa.
Itu
pesan dari Mina. Sebelumnya, ada beberapa pesan, tapi Dewi tidak melihatnya karena sedang bersama Lorenzo.
Selagi sekarang tidak bisa tidur, Dewi pun membaca pesan itu satu per satu.
“Nona Dewi, aku dapat kabar bahwa bajingan itu diam–diam meracuni Pangeran Willy. Kemarin. beliau dibawa ke rumah sakit dan sekarang kondisinya sangat parah.” NôvelDrama.Org content rights.
“Nona Dewi, maaf, aku tahu saat ini tidak seharusnya mengganggu Anda. Aku juga tahu tidak boleh mendesak Anda. Semakin aku mendesak, mungkin saja Tuan Lorenzo malah merasa
semakin tidak suka. Tapi, sekarang Pangeran Willy sedang sekarat. Aku benar–benar sangat khawatir.”
“Nona Dewi, aku dapat kabar bahwa sekarang Robin dan yang lainnya sedang dikurung di kastel, tidak diizinkan keluar masuk, juga tidak diizinkan membeli makanan dan barang–barang keperluan, sedangkan persediaan makanan di dalam kastel sangat terbatas. Selain itu, ada racun dalam sumber air. Kalau terus begini, mereka akan mati.”
“Orang–orang itu benar–benar sudah kehilangan hati nurani. Menggunakan alasan mau memeriksa sumber air, lalu mengurung 80–an orang di dalam kastel. Mereka sama sekali tidak bisa melawan.
Kalau kita masih tidak menolong mereka… akibatnya sungguh tak bisa dibayangkan.”
“Nona Dewi, aku tahu masalah ini membuat Anda kesulitan. Aku juga tahu situasi ini membuat Anda sangat canggung. Tapi, sekarang hanya Anda yang bisa menyelamatkan mereka. Ini semua berkaitan dengan nyawa 80–an orang. Kita tidak boleh diam saja.”
“Nona Dewi, sekarang Anda adalah tali penolong mereka satu–satunya!!!”
Melihat pesan–pesan ini, suasana hati Dewi semakin berat. Dia masih sedang memikirkan harus bagaimana berbicara dengan Lorenzo, saat ini malah masuk sebuah pesan lagi. Itu pesan dari
Mina.
“Nona Dewi, aku akan memohon sendiri pada Tuan Lorenzo!”
Sebelum Dewi bisa memahami arti dari pesan ini, terdengar bunyi tembakan dari luar. Dia sangat terkejut hingga buru–buru melihat ke luar jendela.
Ternyata Mina ingin datang ke kastel utama, tapi dihadang oleh pengawal. Karena itu, saat malam, dia pun diam–diam menyelinap keluar, lalu ingin masuk ke ruang kerja melalui jendela. Namun, hal itu ketahuan oleh Jeff, maka Jeff pun menembaknya.
Mina terkena tembakan, maka jatuh dari lantai dua.
Darah segar yang mengalir mewarnai tempat dia terjatuh.
Sekelompok pengawal mengelilinginya dengan memegang pistol, bersiap menangkap penyelundup itu.
“Mina!!!” Dewi buru–buru berteriak, “Hentikan!”
Jeff buru–buru menghentikan bawahannya, lalu menarik jubah Mina. Setelah melihat wajahnya dengan jelas, Jeff pun mengerutkan keningnya, “Kamu??”
Dengan cepat, Dewi berlari turun ke bawah dan menyelamatkan Mina. Setelah memastikan bahwa Mina tidak berada dalam bahaya, Dewi pun berseru marah pada Jeff, “Apa kamu tidak mengenalnya? Kenapa menembaknya?”