Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Bab 2219



Bab 2219

Bab 2219 Hal Yang Mencurigakan Part 2

“Tidak mungkin, ‘kan?” Dewi tetap merasa bingung, “Di Istana Presiden, siapa yang berani berbuat begitu? Lagi pula, apa motif mereka?”

“Kami juga ingin tahu hal ini.” Mina berkata sambil mengerutkan kening, “Nona Dewi, meski sekarang kita tidak punya bukti apa–apa, tapi masalah ini sedikit mencurigakan. Kita harus tetap waspada, tidak apa–apa kalau sedikit berhati–hati.” Belongs to (N)ôvel/Drama.Org.

“Ya, lebih baik berhati–hati.” Jeff mengangguk, “Tapi, juga tidak perlu terlalu khawatir, yang penting bawa orang saat keluar. Semua orang tahu identitas Nona, tidak akan berani bertindak sembarangan.”

Dewi tidak berpikir terlalu banyak, tapi Mina malah berpikir dalam–dalam.

Sesampainya di rumah, Nola sudah menyiapkan sarapan.

Dewi pun makan, lalu mandi dan tidur.

Setelah pulang, Mina langsung ke kamar Willy. Willy tidak tidur semalaman, menunggu laporan dari Mina.

Mina melaporkan semua hal secara detail pada Willy.

Willy menyimpulkan, “Nyonya Presiden pasti bermasalah. Kelak kamu harus lebih berhati–hati dalam melindungi Dewi, jangan sampai terjadi sesuatu padanya.”

“Baik.” Mina mengangguk, “Tapi, aku tidak mengerti. Kenapa Nyonya Presiden mau berbuat seperti itu? Mungkinkah ingin membereskan Nona Dewi, sehingga Nona Tamara bisa bersama Tuan Lorenzo?”

“Statusnya sangat tinggi dan begitu berkuasa, seharusnya pandangannya sangat luas. Mungkinkah dia tidak mengerti, bagaimana mungkin Tuan Lorenzo mau menikahi putrinya yang punya masalah mental itu? Untuk apa dia berbuat seperti itu?”

“Penentu suatu masalah bukanlah satu faktor yang sederhana, mungkin ada banyak faktor Willy berpikir dalam–dalam, “Karena itu, aku menyuruhmu menyelidiki mantan suami Nona Tamara dan identitas selingkuhannya. Mungkin bisa menemukan sesuatu.‘

“Baik.” Mina mengangguk, “Menurut Pangeran, apa Presiden mengetahui hal ini? Kalau dia tahu, seharusnya tidak akan mengizinkan, ‘kan?”

“Belum tentu….” Willy berkata dengan datar, “Aku tidak terlalu mengenal mereka, maka tidak bisa membuat kesimpulan yang tepat. Sekarang kita bergerak selangkah demi selangkah. Bertindak sesuai keadaan.”

“Baik.”

1/2

Di Istana Presiden.

Nyonya Presiden sedang murka besar di kamarnya, “Benar–benar kurang ajar. Melewatkan kesempatan sebaik ini. Selain itu, Mina membawa Jelf datang, pasti sudah mulai waspada. Lain kali sulit untuk mencelakainya lagi.”

“Mina benar–benar menyebalkan.” Pengawal pribadi Nyonya Presiden berkata dengan marah, “Dia bukan orang Keluarga Moore. Untuk apa begitu khawatir?”

“Dia orang Pangeran Willy dari Denmark, ‘kan?” tanya Nyonya Presiden.

“Benar.” Pengawal pribadinya mengangguk, “Saya sudah memeriksa. Sebelumnya, dia adalah agen penyelidik FBI. Demi menyelamatkan Pangeran Willy, dia pun berhenti kerja. Dia sangat setia pada Pangeran Willy. Berhubung dia adalah orang Pangeran Willy, untuk apa dia ikut campur dalam urusan Dewi?”

“Omong kosong.” Nyonya Presiden berkata sambil tersenyum dingin, “Willy bisa memulihkan keadaan, itu semua berkat Lorenzo. Lorenzo bisa membantunya, itu karena Dewi ….”

“Sekarang Dewi adalah jimat pelindung bagi Willy. Kalau terjadi sesuatu pada Dewi, bukan hanya penyakitnya tidak akan sembuh, tapi Lorenzo juga tidak akan memedulikan nasibnya lagi.”

“Kalau begitu, saudara–saudara sepupunya itu akan segera balas dendam padanya. Dengan tubuh cacat seperti itu, dia sama sekali tidak berdaya.”

“Mengerti.” Pengawal pribadi itu mengangguk–angguk, “Melindungi Dewi berarti melindungi dirinya sendiri!”

“Benar.” Nyonya Presiden menghela napas, “Awalnya mengira begitu Lorenzo pergi, akan ada kesempatan untuk mencelakai Dewi. Tidak disangka masih ada Pangeran Willy di sisi Dewi. Meski pria itu tidak punya kekuasaan, tapi dia sangat licik. Ada dia yang melindungi, kita sama sekali tidak bisa menyentuh Dewi.”

“Kalau begitu, sekarang harus bagaimana?” Pengawal pribadi itu bertanya.

“Aku akan pikirkan lagi ….” Nyonya Presiden sangat cemas, “Kalau mau menghabisi Dewi, harus dilakukan sebelum Lorenzo kembali. Begitu dia kembali, aku sudah tidak akan ada kesempatan lagi.”

“Besok seharusnya dia akan datang untuk mengobati Nona, ‘kan?”

“Meski datang, juga tidak bisa menyentuhnya lagi….”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.